Sebuah Drama Keluarga Membantu Saya Melihat Kedaulatan Tuhan di Masa Pandemi

Image: Illustration by Rick Szuecs / Source images: Hendriyan David / Unsplash / Rudi Suardi / Xijian / Getty

 

Menyaksikan para tokohnya berjuang di tengah tragedi memberi saya kejelasan tentang karakter Kristus di saat-saat yang menyakitkan dalam hidup.

 

Dari sekian banyak film Indonesia yang bagus, film layar lebar Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) adalah salah satu film yang menarik perhatian saya. Cerita dalam film ini sebenarnya sederhana tetapi sangat menyentuh. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak, yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan. Sebagai anak bungsu, Awan selalu dilindungi oleh sang ayah. Sang ayah menuntut Angkasa, anak yang sulung, untuk selalu menjaga Awan, adik perempuannya yang paling kecil itu, serta mengesampingkan kepentingan Angkasa sendiri. Pada sisi lainnya, Aurora, si anak tengah, terkadang merasa diabaikan dan tak dianggap oleh ayah mereka.

Kisah dalam film ini mencapai klimaksnya ketika rahasia kematian saudara kembar Awan mulai terungkap. Rupanya itulah yang menjadi penyebab sikap sang ayah yang over protective terhadap Awan. Mengetahui hal tersebut, Angkasa melampiaskan amarah yang besar terhadap ayahnya. Keluarga yang sebelumnya terlihat harmonis, akhirnya terpecah. Sang ibu, yang selama ini lebih banyak diam, mulai angkat suara dan berusaha untuk menyatukan keluarganya. Setelah itu, sang ayah pun berusaha berdamai dengan dirinya dan belajar untuk membagi perhatian secara merata kepada ketiga anaknya. Film ini selesai dengan akhir yang bahagia.

Saya menonton film ini dua bulan sebelum kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia dan menontonnya kembali setelah kita mengalami karantina wilayah. Menyaksikan respons setiap karakter di film tersebut terhadap tragedi membantu saya berempati kepada orang-orang di seluruh dunia yang melakukan berbagai cara untuk menghadapi pandemi ini. Terlebih lagi, film ini juga membantu saya menyadari bahwa reaksi-reaksi tersebut bisa menjadi cerita yang akan kita ceritakan di masa mendatang, entah itu sebagai cerita kenangan bagi cucu-cucu kita atau pelajaran berharga bagi komunitas kita.

Alkitab juga dipenuhi dengan cerita tentang pengalaman orang-orang yang mengalami Tuhan dalam kehidupannya, baik saat sulit maupun senang. Jika kita melihat kehidupan kita sebagai pengikut Tuhan yang berusaha mengenal Dia, kita akan mendapati bahwa cerita kita pun merupakan bagian dari sekian banyak kisah yang sedang Tuhan berikan sebagai kesaksian hidup bersama Tuhan di masa kini.

Terinspirasi kata-kata indah dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, inilah tulisan pertama yang saya pikir suatu hari nanti akan saya ceritakan kepada orang lain ketika pandemi ini berakhir.

“Hidup itu lucu ya, yang dicari, hilang… yang dikejar, lari… yang ditunggu, pergi. Sampai hari kita lelah dan berserah, saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama, beberapa jauh lebih baik dari rencana. Sang Pencipta baik sekali ya….” —Awan

 

Artikel bahasa Indonesia ini diambil dari laman web Kristian, Christianity Today Global. Anda boleh mencari artikel asal di https://www.christianitytoday.com/ct/2022/january-web-only/pandemi-keluarga-kristen-cerita-bersyukur-penderitaan-id.html

 

Nota daripada Christianity Today Global

Pertengahan tahun lalu, kami mengumumkan sebuah kontes esai bagi orang-orang Kristen yang menulis dalam Bahasa Indonesia. Esai-esai ini ditinjau dengan cermat oleh editor kami dan kemudian dinilai secara anonim oleh tim juri. Hari ini, dengan bangga kami mengumumkan bahwa pemenang Kontes Esai Christianity Today 2021 adalah Vika Rahelia dengan judul esai Sebuah Drama Keluarga Membantu Saya Melihat Kedaulatan Tuhan di Masa Pandemi. Kami juga sangat senang bisa mempublikasikan karyanya kepada para pembaca berbahasa Indonesia dan Inggris. Bagi Anda yang ingin mengetahui tentang bagaimana menulis untuk kami, email kami di christianitytodayID@christianitytoday.com.

Kami juga berterima kasih kepada para juri yang telah berpartisipasi dalam penilaian esai kontes ini:

Dr. Casthelia Kartika, Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung (STTAA), Jakarta.
Ev. Jimmy Setiawan, pendiri Wonders of Worship (WOW) Ministry, Jakarta.
Pdt. Wahyu Pramudya, gembala Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ngagel, Surabaya, dan pendiri ributrukun.net.

Manajer Media Global: Morgan Lee, Hawai’i, Amerika Serikat
Direktur Editorial: Maria Fennita S., Indonesia

 

|Kongsilah Berita Gembira|

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*